LAUNDRY & DRY CLEANING
LAUNDRY & DRY CLEANING
Hotel adalah jenis akomodasi yang
menyediakan fasilitas dan pelayanan
penginapan, makanan dan minuman, serta jasa-jasa lainnya bagi para tamu yang
tinggal untuk sementara waktu, dan dikelola secara komersial. Salah satu jasa-jasa lain
yang disediakan adalah laundry dan dry cleaning. Laundry dan dry cleaning adalah
bagian dari house-keeping yang mempunyai peranan cukup penting dalam
operasional hotel. Namun terkait dengan standar hotel itu sendiri, maka tidak
semua hotel memiliki fasilitas laundry dan dry cleaning sendiri dalam hotelnya.
Menanggapi hal tersebut, maka
muncullah laundry dan dry cleaning komersial, yaitu sebuah perusahaan laundry dan dry cleaning yang berdiri sendiri maupun
laundry dan dry cleaning hotel yang mengkomersialkan fasilitas laundry dan dry cleaning
yang dimiliki, untuk dimanfaatkan dengan menjalin kerjasama dengan beberapa hotel. Hal
ini selain mendatangkan keuntungan bagi kedua belah pihak, juga menyebabkan
efisiensi biaya modal maupun operasional, mengingat untuk mempunyai laundry dan
dry cleaning yang baik yang dapat memenuhi kebutuhan dan kepuasan konsumen dibutuhkan
modal dan biaya operasional yang besar.
Laundry dan dry cleaning komersial
sangat banyak dimanfaatkan oleh hotel-hotel, baik itu hotel kelas melati hingga
hotel bintang
laundry dan dry cleaning yang dimilikinya.
2.1. Jasa Laundry dan Dry Cleaning
2.1.1.
Pengertian jasa
“A service is any activity or
benefit that one party can offer to another that is intangible and does not result in the ownership of anything.” Hal ini diungkapkan menurut Philip Kotler (1996:660). Dari definisi tersebut pengertian jasa adalah setiap tindakan atau kegiatan yang dapat ditawarkan oleh satu pihak kepada pihak lain, yang pada dasarnya tidak berwujud dan tidak mengakibatkan kepemilikan apapun. Seperti yang diungkapkan
1. Intangibility (tidak berwujud)
Jasa merupakan suatu yang tidak berwujud.
Tidak seperti produk fisik, jasa tidak
dapat dilihat, dirasa, diraba, didengar, atau dicium sebelum jasa itu dibeli.
Untuk mengurangi ketidak pastian, pembeli akan mencari tanda atau bukti dari
kualitas jasa. Mereka akan menarik kesimpulan mengenai kualitas jasa dari
tempat, orang, peralatan, alat komunikasi, simbol, dan harga yang mereka lihat.oleh karena itu,
tugas penyedia jasa adalah mengolah bukti itu, untuk mewujudkan yang tidak
terwujud.
2. Inseparability
(tidak dapat dipisahkan)
Umumnya jasa dihasilkan dan dikonsumsi secara bersamaan. Tidak seperti barang fisik yang diproduksi, disimpan dalam persediaan, didistribusikan lewat berbagai penjual dan kemudian baru dikonsumsi. Jasa dilakukan oleh orang, maka penyedianya adalah bagian dari jasa. Karena klien juga hadir pada saat jasa dilakukan, interaksi penyedia-klien adalah cirri khusus dari pemasaran jasa. Baik penyedia maupun klien mempengaruhi hasil jasa.
3. Variability (kemajemukan)
Jasa sangat bervariasi, karena tergantung
dari siapa yang menyediakan dan kapan serta dimana jasa itu dilakukan. Pembeli jasa menyadari tingginya variabilitas ini dan sering membicarakannya dengan orang lain sebelum memilih penyedia jasa. Penyedia jasa dapat mengambil tiga langkah ke arah kontrol kualitas. Pertama adalah investasi dalam seleksi dan pelatihan karyawan yang baik. Kedua adalah menstandarisasi proses pelaksanaan jasa di seluruh organisasi. Ketiga adalah memonitor kepuasan pelanggan lewat sistem saran dan keluhan, survei pelanggan, dan belajar perbandingan, sehingga pelayanan yang kurang memuaskan dapat terdeteksi dan
diperbaiki.
4. Perishability (tidak tahan lama)
Jasa
tidak dapat disimpan, dan tidak tahan lamanya jasa tidak menjadi masalah, bila permintaan tetap, karena mudah mengatur staff untuk melakukan jasa itu lebih dahulu. Jika permintaan berfluktuatif perusahaan jasa mengalami masalah yang rumit.
2.1.2. Arti Laundry dan Dry Cleaning
Menurut Richard Sihite (1996: 3) arti kata laundry dan dry cleaning antara lain adalah: LAUNDRY : Binatu / pencucian DRY CLEANING : Pencucian kering (tanpa air) Proses pencucian yang dimaksudkan adalah pencucian yang dilakukan terhadap tekstil dalam arti segala jenis tekstil serta bentuk olahannya dengan menggunakan media utama air, chemical, mesin cuci. Proses pencucian adalah juga “Suatu proses pembersihan suatu benda dengan jalan mengeluarkan atau melepaskan partikel-partikel atau pengotor yang bersangkutan”. Hal ini diungkapkan oleh Richard Sihite (1996: 4).
Menurut Richard Sihite (1996: 4) tujuan suatu proses pencucian adalah:
a. Menghilangkan kotoran dan noda yang melekat pada tekstil.
b. Menjaga agar tekstil terbebas dari kuman.
c. Menjaga tekstil agar tetap cemerlang.
d. Menjaga agar sifat asli dari tekstil tetap bertahan, misalnya: anyaman,
cahaya, warna, dan lain-lain.
e. Mencegah agar tekstil tidak cepat rusak, baik oleh bahan kimia, gerakan
mesin, temperatur pencucian, dan
lain-lain.
2.1.3. Pengertian Laundry dan
Dry Cleaning
A. Pengertian Laundry
adalah “Proses pencucian dengan
menggunakan media pembasahannya dengan air, dalam arti bahwa tekstil tersebut
akan basah terkena air”. Hal ini diungkapkan menurut Richard Sihite (1996: 20).
Jika dilihat dari prosesnya laundry terbagi menjadi 6 langkah proses
yaitu:
1. Pembasahan Proses ini merupakan
suatu proses dimana tekstil yang dalam kondisi awalnya kotor direndam atau dibasahi supaya debu yang melekat dapat digelontor dengan air, selain itu untuk melemaskan serat benang dari tekstil tersebut. Proses ini dapat dilakukan berulang-ulang agar debu dan kotoran yang melekat dapat terlepas.melunak.
2. Pencucian Proses ini dianggap
yang terpenting karena dalam proses ini, air yang dipakai untuk mencuci dicampur dengan detergent dan chemical yang lain yang dibutuhkan sesuai jenis tekstil dan tingkat kekotorannya sehingga hasil cucian atau tingkat kebersihannya optimal.
3. Pembilasan Proses pembilasan
dilakukan untuk membersihkan secara total kotoran maupun busa yang masih melekat di tekstil sehingga tekstil benar-benar bersih dari kotoran atau busa, pada proses ini biasanya juga dilakuan pencampuran chemical pelembut dan pewangi
agar tekstil menghasilkan tekstur yang lembut dan wangi setelah kering.
4. Pemerasan
Proses pemerasan dilakukan untuk mengurangi kadar air yang ada di tekstil hingga tekstil menjadi kering kurang lebih 80%hingga 90% tergantung dari jenis tekstil.
5. Pengeringan Proses pengeringan ini dilakukan
untuk menjadikan tekstil benar benar kering dengan kondisi 100% kering.
6. Penyetrikaan Proses penyetrikaan dilakukan untuk
mengembalikan kondisi tekstil yang kumal setelah melalui beberapa proses diatas sehingga menjadi rapi dan licin lagi seperti tekstil yang baru.
B. Pengertian dry- cleaning
Menurut Richard Sihite (1996: 20) dry cleaning adalah
proses pencucian dengan menggunakan bahan kimia yang khusus, yang disebut Perchloroethylene Solvent, karena pakaian yang dimaksud akan mudah rusak bila terkena air atau basah karena air”.
Mencuci dengan sistem dry cleaning adalah proses pencucian
pakaian yang menggunakan media pembasahannya dengan sejenis minyak (Solvent), dan bukan dengan air. Hal ini diungkapkan oleh Richard Sihite (1996: 140). Karena itu pelaksanaannya akan jauh sekali bedanya dengan
laundry.
Proses dry cleaning ini digunakan untuk
bahan tekstil wool, sutera, polyester sebab bahan tersebut rentan terhadap proses pencucian laundry karena kemungkinannya apabila dilakukan proses laundry bahan textile tersebut akan mengkerut mengecil atau sobek pada saat proses laundry. Namun untuk proses dry cleaning sendiri juga terkadang tidak diperkenankan untuk beberapa bahan yang terbuat dari plastik atau sejenisnya, karena biasanya chemical pembersih Solvent akan melelehkan bahan-bahan yang terbuat dari plastik tersebut.
Dari beberapa pengertian laundry dan
dry cleaning di atas sekiranya dapat memberikan sedikit gambaran dari arti kata laundry dan dry cleaning tersebut. Namun jika dilihat lebih mendalam mengenai proses laundry dan dry cleaning, dapat diketahui bahwa proses tersebut bukan hanya sekedar mencuci berbagai macam benda yang terbuat dari textile yang kondisinya kotor menjadi berubah dalam kondisi yang baik dan bersih, terlebih apabila dihadapkan pada persoalan dimana, tekstil yang akan di cuci dalam jumlah yang sangat banyak, rutin dilakukan setiap hari, biaya operasional terbatas, tempat operasional
terbatas dan waktu penyelesain yang harus tepat.
2.1.4. Pengertian Laundry dan Dry Cleaning Komersial
Dalam dunia perhotelan, istilah laundry dan dry
cleaning swasta lebih dikenal dengan Commercial Laundry and Dry Clean. Commercial Laundry and Dry
Clean adalah “Suatu badan usaha perlaundry- an dan per- dry clean-
an yang melayani jasa pelayanan pencucian bahanbahan pakaian dan bertujuan
hanya untuk mencari keuntungan” (Richard Sihite 1996:4).
Dari pengertian yang
telah dikemukakan diatas, maka Commercial laundry dan dry cleaning tidak termasuk bagian dari Hotel, namun
dari hasil tinjauan langsung yang penulis lakukan di Bali, sebagian besar dari hotel-hotel yang memiliki in-house laundry dan dry cleaning, dan memiliki
sisa kapasitas produksi lebih biasanya akan mengkomersialkan sisa kapasitas produksinya dengan menjalin kerja sama dengan hotel-hotel yang tidak memiliki in- house laundry dan dry cleaning. Jasa laundry dan dry cleaning komersial
terbentuk karena begitu rumitnya penanganan masalah laundry dan dry
cleaning, khususnya hotel-hotel yang tingkat okupansinya sangat tinggi, selain itu juga tingkat kesibukan masyarakat
2.2. Peralatan dan
Perlengkapan Laundry dan Dry Cleaning
Laundry dan dry cleaning yang
memiliki skala produksi yang besar umumnya memiliki peralatan dan perlengkapan yang memadai di dalam menjalankan fungsi produksinya. Peralatan dan perlengkapan tersebut dapat
dibedakan menjadibeberapa bagian antara lain:
a.Mesin laundry
dan dry cleaning serta mesin pendukungnya.
b.Obat-obatan pembersih serta obat-obatan pendukung lainnya.
c.Bangunan beserta fasilitas yang dibutuhkan.
d.Tenaga kerja yang memiliki kemampuan di bidang laundry dan drycleaning.
2.2.1. Mesin-Mesin Laundry Dan Dry
Cleaning Mesin-mesin serta mesin pendukung ada beberapa jenis antara lain:
1.
Mesin pemberi tanda (Marker Machine)
2.
Mesin cuci( Washing Machine)
3.
Mesin pemeras (Ekstractor Machine)
4.
Mesin pengering (Tumbler Dry Machine)
5. Setrika press (Pressing)
6. Setrika roll (Flatt Roll Ironer)
7. Mesin lipat (Folding Machine)
8. Setrika tangan (Ironer)
9. Mesin cuci kering (Dry Cleaning
Machine)
10. Pemanas (Boiler)
11. Timbangan
Keterangan:
1. Mesin Pemberi Tanda (Marker
Machine)
Mesin yang bekerja dengan memanfaatkan suhu panas yang cukup tinggi ini untuk menempelkan sepotong pita kecil yang terbuat dari bahan khusus, ditempelkan pada tekstil yang akan dicuci untuk memberi tanda pada tekstil agar tekstil tersebut dapat dikoordinasi. Sehingga tidak tertukar satu sama lain pada ahir proses pencucian
2. Mesin Cuci (Washing
Machine)
Mesin ini memiliki fungsi dasar sebagai mesin untuk
mencuci tekstil dengan kapasitas yang sudah ditentukan sesuai kemampuan komponen yang ada di dalamnya dan biasanya ditentukan didalam satuan kilogram. Namun ada beberapa mesin pencuci yang juga memiliki fungsi ganda sebagai mesin ekstrak atau pemeras.
3. Mesin Pemeras Cucian (Extractor Machine)
Mesin ini berfungsi khusus sebagai mesin untuk
memeras tekstil yang telah melalui proses pencucian sehingga air yang terkandung di dalam tekstil pada saat proses pencucian dapat dipisahkan dan hasil dari perasan mesin ini biasanya akan menyebabkan tekstil menjadi kering kurang lebih
90 % kering, selanjutnya agar tekstil kering 100% tekstil harus melaui proses di dalam mesin tumble dry atau roll
ironer.
4 Mesin
Pengering (Tumbler Dry Machine)
Mesin ini berfungsi sebagai pengering tekstil yang sudah diperas dalam mesin ekstraktor sehingga menjadi kering 100% dan mesin ini memiliki kapasitas yang disesuaikan dengan komponen yang ada di dalamnya, biasanya diukur dalam berat dengan satuan kilogram.
5 Setrika
Press (Pressing)
Mesin ini berguna untuk memperhalus dan merapikan
cucian.
a) Cotton garment press,
untuk baju yang terbuat dari bahan katun
b) Collar and cuffs
shirt press, untuk krah dan lipatan tangan
c) Bottom and body shirt
press, untuk bagian bawah dan badan baju
d) Yoke and shoulder
shirt press, untuk bagian pundak dan bahu dari baju
e) Sleeve mold shirt
press, untuk lengan baju
6. Setrika
Roll (Flat Roll Ironer)
Mesin
ini berfungsi untuk menyetrika tekstil yang berupa lembaranlembaran. Misalnya sprei (sheet), sarung bantal (pillow case), taplak
meja (table cloth), serbet (napkin),
serta tekstil tipis dan rata lainnya. Hasil dari kerja mesin ini menjadikan
tekstil yang telah melalui proses pemerasan dan kering 90% menjadi kering 100%.
7. Mesin Lipat (Folding Machine)
Untuk
kapasitas produksi yang besar biasanya mesin ini dapat disambung dengan mesin Setrika Roll sehingga lembaran tekstil yang sudah kering. secara otomatis terlipat dan tinggal dirapikan secara manual
8.
Setrika Tangan (Ironer)
Mesin
ini merupakan mesin setrika tangan yang dipergunakan seperti setrika biasa. Mesin ini dihubungkan dengan aliran uap panas sehingga sangat
praktis dipakai.
9. Mesin Cuci Kering (Dry Cleaning Machine)
Mesin
ini digunakan untuk proses cuci kering atau sering disebut dengan dry cleaning, mesin ini memiliki kapasitas yang disesuaikan dengan komponen yang ada di dalamnya, biasanya diukur dalam berat dengan satuan kilogram. Proses pencucian di dalam mesin ini tidak sama dengan mesin laundry karena media untuk mencucinya menggunakan solvent, sehingga tidak ada proses ekstrak seperti dalam proses laundry yang menggunakan media air.
10. Pemanas (Boiler)
Alat
ini sesuai dengan namanya yaitu sebagai pemanas, dimana fungsi dari alat ini untuk menyediakan kebutuhan uap panas untuk flat roll ironer, adapun kapasitas boiler ini diukur dengan satuan kilogram dan
disesuaikan dengan kebutuhan flat roll ironer.
11. Timbangan.
Alat
ini dibutuhkan sekali agar maintenance mesin-mesin laundry dan dry cleaning lebih awet karena dengan alat ini tekstil yang akan diproses akan diketahui beratnya dan disesuaikan dengan kapasitas mesin tersebut.
2.2.2. Obat-Obat Pembersih Dalam Laundry
Dan Dry Cleaning
Dalam
proses pencucian, dibutuhkan obat-obatan pembersih dan beberapa campuran obat-obatan tertentu untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam membersihkan tekstil. Menurut Sihite (1996: 96-97) obat pembersih ini terdiri
atas dua macam
bentuk yaitu liquid dan powder.
A. Powder
Detergent
Merupakan obat pembersih pada
umumnya namun berupa powder atau serbuk.
B.
Alkali
Berfungsi sebagai penambah daya kerja dari detergent sehingga pemakaian detergent lebih efektif.
C.
Bleach
Berfungsi dasar sebagai pemutih atau pencerah warna dari tekstil yang di laundry.
D.
Sour
Berfungsi sebagai penetralisir bahan-bahan kimia lain yang telah dipergunakan selama proses laundry, jadi penggunaannya biasanya terahir.
E.
Liquid
1. Tepol
Fungsinya
sama dengan detergent dan sering disebut detergent murni cair
2. Chlorine
bleach
Berfungsi sebagai pemutih untuk tekstil yang
memiliki warna putih bersih
3. Oxygen
bleach
Berfungsi sebagai pemutih pencerah untuk tekstil yang memiliki aneka warna
4. Exator
Berfungsi sebagai
penetralisir zat besi sehingga tidak ada kandungan zat besi dalam proses pencucian
5. Emulsifier
Berfungsi sebagai penetralisir zat
lemak sehingga tidak ada kandungan zat lemak dalam proses pencucian
6. Sour
Berfungsi
sebagai penetralisir bahan-bahan kimia lain yang telah dipergunakan selama proses laundry, jadi penggunaannya biasanya terahir.
7. Softener
Berfungsi
sebagai pelembut untuk tekstil yang bahan dasarnya cotton seperti handuk
2.2.3. Bangunan Serta Fasilitas Laundry
dan Dry Cleaning
Untuk sebuah laundry dan dry cleaning dibutuhkan
bangunan fisik yang memadai baik dari segi kapasitasnya maupun untuk fasilitas dan utilitas pendukung yang harus dimiliki bangunan tersebut. Fasilitas dan
utilitas dari bangunan tersebut antara lain harus tersedia:
1. Lisrik
dengan batas daya diatas 200 kVA dan termasuk golongan tarif B-3
2. Air dingin
3. Air panas
4. Ventilasi udara yang baik
5. Cahaya yang
baik
6. Intalasi
pipa gas untuk saluran gas
7. Mesin diesel
8. Pengolahan
limbah
9. Pemadam
kebakaran
Jika dilihat
dari fasilitas dan utilitas bangunan tersebut maka diperlukan pula suatu sistem manajemen yang menyangkut pengaturan tata ruang yang baik sehingga mampu mendukung terciptanya suatu alur kerja yang baik sehingga meningkatkan produktifitas kerja.
§ Mesin
laundry: polusi limbah air bekas cucian yang tercampur dengan bahan kimia pembersih linen serta
polusi suara yang ditimbulkan oleh mesin tersebut saat proses pencucian
§ Mesin
dry cleaning: polusi udara karena proses dari pencucian yang menggunakan solvent serta
polusi suara yang ditimbulkan oleh mesin tersebut saat proses pencucian
§ Mesin tumbler dry: Polusi limbah dari handuk yang dikeringkan berupa serat linen serta polusi suara yang ditimbulkan oleh mesin tersebut saat proses pengeringan
§ Mesin disel: polusi udara karena hasil pembakaran bahan bakar saat mesin dihidupkan serta polusi suara yang ditimbulkan oleh mesin tersebut saat mesin beroperasi.
Maka dari sekian banyak polusi yang ditimbulkan oleh mesin-mesin diatas, perlu diperhatikan penangan polusi tersebut, baik polusi yang berupa limbah cair atau padat, polusi udara, serta polusi suara dari mesin-mesin
2.2.4. Tenaga Kerja Dalam Laundry dan
Dry Cleaning
Di dalam sebuah laundry dan dry cleaning tenaga kerja
memiliki peranan yang tidak kalah penting karena merekalah yang akan mengoperasikan laundry dan dry cleaning, maka pembagian tugas kerja sangat penting,
mengingat jumlah dari tenaga kerja dalam laundry dan dry cleaning sangat banyak. Untuk menghitung jumlah standard tenaga kerja yang dibutuhkan dalam sebuah laundry dan dry cleaning dapat dihitung dengan asumsi 175
kg tekstil diselesaikan oleh satu orang dalam satu hari jam kerja atau 8 jam, hal ini diungkapkan oleh Bp A Oka Wibawa selaku laundry dan dry cleaning manajer dari hotel Bali Beach Bali. Namun
kemampuan standard tenaga kerja akan bertambah seiring dengan kebiasaan kerja yang dilakukan sehingga hasil kerja kian lama akan lebih
optimal.
Dan di dalam pembagian kerja laundry dan dry cleaning dapat
diuraikan lebih mendetail semacam ini:
1. Director atau setingkat General
Manager
a. Menetapkan kebijakan umum yang menyangkut
strategi perusahaan di masa yang akan datang.
b. Mengupayakan agar berbagai kebijaksanaan,
sistem, dan prosedur yang ditetapkan dapat dilaksanakan sebagaimana yang diharapkan
perusahaan.
c. Mengadakan peninjauan
terhadap bagian-bagian organisasi perusahaan yang dijalankan.
d. Berhak mengangkat seseorang atau lebih sebagai
wakil-wakil ataupun personil yang diberikan kepadanya kekuasaan-kekuasaan yang
diatur dalam Peraturan Rumah Tangga Perusahaan.
e. Bertanggung jawab terhadap struktur organisasi
dan semua cara serta alat-alat yang
dikoordinasikan di dalam perusahaan agar terpeliharanya keamanan harta milik perusahaan, memeriksa
ketelitian dan kebenaran tata laksana kerja.
f. Wajib memajukan efisiensi di dalam usaha, dan
membantu mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah ditetapkan lebih
dahulu.
2. Manager
a. Mengawasi secara menyeluruh kegiatan yang dilakukan oleh semua bagian yang ada di perusahaan, serta mempertanggung jawabkan atas pelaksanaannya kepada Director, baik yang bersifat operasional maupun non-operasional.
b. Merumuskan dan
mengusulkan kebijaksanaan operasional yang
mengacu kepada kemajuan ataupun peningkatan operasional perusahaan.
c. Menjaga agar
terbentuk suatu sistem kerja yang baik dan bertanggung jawab terhadap kelangsungan hubungan kerjasama terhadap para pelanggan.
d. Membuat perencanan
operasional perusahaan yang perlu dilakukan yang dituangkan dalam pedoman pelaksanaan.
e. Melakukan
pendekatan dengan sistem teknik untuk mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan dan mengusulkan perbaikan-perbaikan yang mungkin dilaksanakan, dengan menggunakan
sudut pandang yang luas dan kedekatan
dalam organisasi.
f. Menampung
permasalahan-permasalahan dari semua kegiatan
perusahaan serta mengambil kebijakan teknis operasional perusahaan dengan
mengacu pada perkembangan dan kemajuan perusahaan.
g. Mempertanggung
jawabkan terhadap Director terhadap segala
kekurangan dan kelemahan rencana operasional maupun kelemahan sumber
daya manusia.
h. Melaksanakan Feed
Back Control, agar dapat tercipta efisiensi administrasi, yaitu dengan
mendorong dipatuhinya keputusankeputusan
manajemen, pada saat Director tidak berada di perusahaan (CareTaker).
i. Menjalin ataupun mengadakan ikatan kontrak kerjasama terhadap semua pelanggan, khusunya pelanggan dari hotel-hotel dan unsur teknis lainnya, serta bertanggung jawab pada semua fasilitas perusahaan dan wajib menjaga corporate image perusahaan.
3. Machine Coordinator
a. Menentukan serta mengadakan pengontrolan
prosedur standar pengoperasian teknis mekanis.
b.
Bertanggung jawab atas segala kemungkinan
kerusakan mesin, yang diakibatkan kesalahan teknis operasi seperti: memperbolehkan penggunaan peralatan dengan melebihi kapasitas standar mesin dan lainnya.
c.
Mengkoordinir kegiatan perawatan mesin kepada engineering.
3.1. Engineering:
1) Wajib
mempersiapkan mesin-mesin dan peralatan penunjang lainnya sebelum beroperasi.
2) Bertanggung
jawab untuk memperbaiki bila ada kerusakan dan
segera melaporkan pada pimpinan bila diperlukan peralatan pengganti.
3) Wajib
mengadakan pemeriksaan atau perawatan berkala terhadap mesin-mesin dan sarana lainnya yang terkait.
4. Chief Accounting and Administration
a. Bertanggung jawab atas prosedur akuntansi serta
mencatat transaksitransaksi yang dilaksanakan sesuai dengan pengesahan
manajemen.
b. Mencatat transaksi-transaksi untuk memungkinkan penyusunan laporan
keuangan atau kriteria-kriteria lain yang perlu untuk laporan laporan keuangan.
c. Bertanggung jawab atas aktiva (menurut catatan) dibandingkan dengan yang ada setiap waktu tertentu dan diambil
tindakan yang perlu bila ada perbedaan-perbadaan.
d. Bertanggung jawab atas laporan keuangan neraca dan daftar rugi-laba hasil-hasil
usaha operasional perseroan.
e. Mengendalikan dan memonitor penggunaan biaya-biaya yang telah ditetapkan.
f. Bertindak cepat, tepat, dan akurat dalam mengantisipasi
perubahanperubahan yang menyangkut
fungsi keuangan atau administrasi sesuai dengan mekanisme kerja yang telah
ditetapkan
4.1. Account Receiveable
a)
Melakukan pengecekan dan perhitungan atas laporan harian kas dan bank dengan
bukti-bukti transaksi dari customer service dan account payable.
b)
Wajib melakukan pemeriksaan dan perhitungan atas laporan harian piutang dengan
bukti-bukti lain yang diterima dari bagian administrasi.
c)
Membuat jurnal harian atas transaksi yang terjadi, serta melakukan posting
jurnal ke dalam buku besar dan buku pembantu.
d)
Wajib membuat laporan kepada atasan atas semua tugas dan tanggung jawab yang
dibebankan padanya.
4.2. Account Payable
a)
Membuat buku catatan atas hutang-hutang kepada supplier serta membuat jadwal pembayarannya.
b)
Segera melakukan pembayaran atas hutang-hutang yang sudah jatuh tempo pembayaran.
c)
Wajib membuat laporan kepada pimpinan terhadap tugas dan tanggung jawabnya termasuk inventory atas persediaan secara rutin / bulanan.
d) Melakukan perhitungan pajak usaha, PPn, pajak penghasilan pegawai, serta melakukan pembayaran ke departemen yang bersangkutan.
4.3. Administrasi laundry dan dry cleaning
a)
Membuat file dan mencatat setiap terjadi transaksi dan membukukan ke
dalam buku harian, mingguan, dan bulanan.
b)
Membuat pembukuan penerimaan harian, khususnya bagi pelanggan umum yang melakukan
pembayaran secara tunai.
c)
Wajib mencatat penerimaan-pengeluaran secara tunai ke dalam buku kas harian.
d)
Mengklasifikasikan pelanggan sesuai dengan tata cara pembayaran yang telah disepakati.
e)
Wajib melaporkan kejadian-kejadian pada atasan sebelum meninggalkan pekerjaan.
5. Chief of Personal
a.
Mengawasi dan menjaga kedisiplinan kerja pada bagian yang menjadi tanggung jawabnya.
b.
Bertanggung jawab terhadap absensi ijin, sakit, dan lembur seluruh karyawan yang ada di perusahaan.
c.
Melakukan evaluasi terhadap karyawan dan memberikan rekomendasi mengenai predikat karyawan pada pimpinan.
d.
Mencatat mutasi karyawan yang berhenti maupun yang masih aktif di perusahaan.
e. Membuat laporan ke departemen tenaga kerja dan wajib melaksanakan ketentuan yang berlaku.
5.1. Public
a)
Wajib menyediakan blangko lembur, mencatat dan menghitung jumlah jam lembur (overtime) sesuai tatacara yang telah ditetapkan oleh
perusahaan.
b) Membuat arsip-arsip
c) Membuat jadwal kerja karyawan sesuai dengan
bidang masingmasing karyawan setiap minggu.
d) Mengatur dan menjaga agar selalu tercipta
ketentraman di lingkungan mess karyawan dan
mendorong agar dipatuhinya semua
peraturan dan tata tertib yang berlaku di perusahaan.
e) Menyediakan/mengkoordinir tempat bilamana akan
diadakan general meeting maupun technical meeting di perusahaan.
f) Wajib melaksanakan tugas dan tanggung jawab yang telah diberikan kepada atasan serta turut mematuhi tata tertib yang berlaku di perusahaan.
a) Mengawasi karyawan yang bertugas pada bagian
pemeriksaan / pemisahan pencucian dan pressing linen.
b) Menjamin bahwa semua cucian sudah diseleksi
dengan baik dan
dicuci sebagaimana mestinya.
c) Melaporkan setiap kejadian baik yang menyangkut
loyalitas karyawan maupun kondisi mesin, dan sekaligus pengawasan terhadap
penggunaan chemical laundry dan dry-cleaning.
d) Membuat rekomendasi untuk meningkatkan
efisiensi kerja, termasuk di antaranya mengontrol atau mencatat proses pencucian
sesuai dengan formula yang telah ditetapkan.
e)
Menjamin bahwa lingkungan kerja dan semua peralatan yang digunakan dalam
keadaan bersih.
f)
Mengadakan training secara berkala dalam upaya efisiensi kerja.
g) Menetapkan sistem kerja yang teratur serta memberikan pengarahan kepada staf dan melaporkan kondisi peralatan kepada atasan.
6.1.1. Washer
Laundry
a) Mengecek seluruh linen kotor lalu memisahkan
baik jenis maupun warnanya.
b) Wajib memperhatikan kapasitas mesin dengan
sistem perhitungan random kapasitas mesin, yaitu maksimal 80% dari
kapasitas umum agar tidak terjadi kelebihan kapasitas.
c) Mempersiapkan chemical laundry yang akan
digunakan dan mencuci linen dengan
formula standard, serta tetap memperhatikan waktu penggunaan mesin.
d) Mengawasi, meneliti, dan menjamin hasil cucian
bersih sesuai dengan kepuasan konsumen.
e) Menyerahkan hasil cucian ke bagian ironner untuk
diproses lebih lanjut.
f) Mencatat semua hasil cucian sesuai jenis linen
yang telah selesai dicuci pada buku harian operasional.
6.1.2. Ironner
a) Menyortir semua linen yang telah dicuci,
termasuk mempersiapkannya pada troli atau meja yang telah tersedia.
b) Wajib membersihkan lingkungan kerja serta
peralatan yang dipakai, termasuk mesin-mesin dalam kondisi baik.
c)
Mengoperasikan mesin flat roll dengan baik.
d) Memperhatikan kerapian dalam melipat pakaian
maupun linen.
6.2.
Supervisor Guest Laundry and Dry Clean
a. Menjamin kerjasama antar bagian serta mengawasi
semua yang bertugas pada bagian guest laundry, dry clean, dan pressing.
b.
Menjamin semua cucian sudah dicuci sebagaimana mestinya.
c.
Membuat rekomendasi untuk meningkatkan efisiensi kerja.
d.
Menyusun dan mengkoordinasi semua kegiatan karyawan.
e.
Menjamin kebersihan lingkungan kerja dan semua peralatan yang dipakai.
f.
Mengadakan pelatihan ketrampilan secara berkala pada karyawan.
g. Menetapkan sistem kerja yang teratur dan
terarah.
6.2.1.
Washer and Dry Cleaner
a)
Memelihara kebersihan lingkunga kerja dan semua peralatan serta mesin-mesin
yang dipakai.
b)
Mengecek bahan serta memisahkannya baik jenis maupun warna.
c)
Meneliti setiap bahan yang akan dikerjakan.
d)
Menggantung secara rapi, sesuai dengan prosedur yang telah ditetapkan.
e)
Menjamin bahwa hasil setrika bagus, licin, tanpa ada noda, lipatan atau bagian
yang berkerut maupun kancing kancing yang rusak.
f)
Melaporkan segala sesuatu yang bersifat meragukan kepada atasan.
6.2.2.
Presser
a)
Memelihara lingkungan kerja, peralatan-peralatan, dan mesin-mesin.
b)
Menggunakan mesin press yang sesuai dengan keberadaan danah yang akan
dipress seperti: cotton press, woll press, steam press, dan lain-lain.
c)
Melipat / menggantung secara rapi dan sesuai dengan kebutuhan dan kepuasan
konsumen.
d)
Melaporkan pada atsan bila ada hal-hal yang kurang dimengerti.
6.3. Supervisor Checker
a.
Membantu tugas-tugas operasional laundry dan dry cleaning, serta melakukan pengecekan terhadap
barang-barang.
b.
Menjaga hubungan baik terhadap semua pelanggan.
c.
Wajib melakukan pengontrolan secara rutin terhadap pelaksanaan kerja.
d.
Bertanggung jawab atas kebersihan, kenyamanan, dan kerapian dalam melakukan
pekerjaan, serta mempertahankan pelayanan yang baik.
e. Bertanggung jawab terhadap segala kelalaian yang terjadi.
6.3.1.
Checker / Marker
a) Mengumpulkan dengan benar semua bon penerimaan,
sebelum diadakan pengecekan dan pemilahan sesuai dengan jenis bahan dan
mencatat dalam buku harian operasional
masing-masing pelanggan.
b)
Mempersiapkan mesin marker dan alat-alat bantu untuk menunjang terlaksananya pekerjaan dengan
baik.
c)
Melaporkan dengan segera kepada atasan apabila dijumpai ketidak beresan pada
barang yang hendak
diproses, antara lain mengenai jumlah barang dan kondisi barang fisisk.
d)
Meneliti semua jenis cucian yang akan diberi tanda serta memisahkan antara
cucian laundry (air) dan cucian dry clening (solvent), sebelum diproses.
e)
Melaporkan pada atasan bila ada hal-hal yang kurang dimengerti.
Komentar
Posting Komentar
Perhatian, kami sangat menghargai setiap komentar anda, namun untuk kebaikan bersama tetaplah menulis komentar yang baik.